Selamat Datang di Website Resmi Pemerintahan Nagari Koto Tuo | Informasi Nagari adalah Hak Masyarakat - UU RI No 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi | AWASI Pembangunan Nagari Kita - LAPORKAN Bila Ada Penyimpangan

Artikel

Asal Usul Pemberian Nama Nagari Koto Tuo

11 Juli 2023 14:36:56  Alex Sandra  1.330 Kali Dibaca 

Kata ”koto”  berasal dari bahasa sansekerta “âkutaâ” yang berarti suatu tempat yang diperkuat untuk menahan serangan musuh. pada masa dahulu di diminangkabau, koto dipagar dengan bambu berduri dan adakalanya dilingkari dengan tanah dan batu sedangkan tuo berarti tua.

Menurut  cerita turun temurun, tersebutlah Dt Simarajo bersama anggota rombongannya datang dari Pagaruyuang melalui Tanjung Alam, Tungka, Situjuah dan terus ke Koto Nan Ampek  dengan tugas mencari kerbau bertanduk emas kepunyaan kerajaan Pagaruyuang. setelah letih berjalan, rombongan tersebut sampai pada ujung tanjung, diperkirakan di Kayu Gadang  tempat Kantor Wali Nagari lama. Selanjutnya, rombongan ini terbentur meneruskan perjalanan karena menghadapi rawa yang tidak mungkin dilalui oleh kerbau.

Rombongan berbalik sambil melihat ke kiri dan ke kanan, berharap kerbau yang dicari sedang berkubang di rawa. Selanjutnya, rombongan berbelok ke kanan dan dalam perjalanan bertemu sebuah selokan/ “banda” (minang) yang sekarang disebut “titian tukaran golang” (Masjid Al Ikhlas Pulutan).

Setelah lelah mengelilingi rawa dan tidak berhasil mencari kerbau yang hilang,  rombongan sampai disuatu dataran dan berhenti melepaskan lelah. tanah yang datar ini kemudian dikenal dengan nama “ikue koto”. Perjalanan dilanjutkan memasuki koto dan bertemulah dengan seorang yang sedang asyik menebang, dan membabat hutan,  dan ternyata orang tersebut bernama Dt.Mamangun bersama kemenakannya yang telah mendirikan taratak (pemukiman awal), hari-hari berikutnya, berdatangan pula penduduk dari berbagai penjuru ke taratak yang dibangun oleh Datuk Mamangun, maka  semakin ramailah taratak ini, yang didiami oleh berbagai kelompok suku, (Bendang Mandahliang, Bodi Caniago, Pitopang dan pesukuan Koto sembilan) dan masing-masing kelompok suku memiliki penghulu. selanjutnya berkembanglah taratak ini menjadi dusun dan akhirnya menjadi koto yang diberi nama Koto Tuo dan terbentuk pulalah empat orang datuk keempat suku yang akan memimpin masing-masing pesukuannya.

Selanjutnya, untuk menentukan “penghulu pucuak” dari seluruh penghulu yang ada menurut kepantasannya, Datuk Mamangunlah yang paling patut karena beliaulah penghulu yang pertama kali membangun taratak. namun Datuk Mamangun tidak membawa perlengkapan kepenghuluan dari Pagaruyung, sehingga tidak memungkinkan beliau untuk menjadi “penghulu pucuak”, sedangkan Datuk Simarajo sengaja membawa peralatan kepenghuluan selengkapnya. dan atas kesepakatan kedua penghulu tertua di KotoTuo ini, didahulukanlah selangkah dan ditinggikan seranting Datuk Simarajo dengan jabatan “penghulu pucuak”.

Di Jorong Koto Tuo memiliki empat orang datuk keempat suku yaitu Dt.Rangkayo Bosa (Bendang), Dt. Majo Indo (Sambilan ), Dt. Majo Adie (Pitopang), Dt. Prapatiah Nan Sabatang (Bodi ) dan sekarang balipek dibawa oleh Dt. Patiah Baringek (Bodi).

Dengan semakin berkembangnya daerah, meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan yang semakin meningkat maka wilayah/ daerah koto ini semakin bertambah luas untuk memperluas areal sawah dan ladang, yaitu dengan dibangunnya Koto Pulutan, di Pulutan terdapat daerah yang dahulunya banyak ditumbuhi pulut-pulut. Setiap orang yang melewati daerah tersebut, pulut-pulut selalu menempel dicelananya. Konon kabarnya setiap burung Enggang yang melintasi wilayah ini selalu jatuh. Karena daerah tersebut banyak ditumbuhi pulut-pulut dan ditemukan ada burung Enggang jatuh, maka masyarakat setempat menamai daerah itu pada awalnya dengan ‘Pulutan Enggang’. Dan pada jorong Pulutan memiliki empat orang datuk keempat suku Dt. Sipat Rajo (Pitopang), Dt. Mangkuto Sinaro (Koto Sambilan), Dt.Majo Kayo (Bodi Caniago) dan Dt. Paduko Marajo (Bendang), atas persetujuan Datuk Simarajo.

Masyarakat semakin banyak juga membuat persawahan dan perladangan didaerah  yang mempunya  hamparan tanah yang merontang (terbentang)  akhirnya daerah tersebut dinamakan dengan ‘Padang Rontang’.

Koto Tuo semakin berkembang masyarakat yang baru datang dari Payobasung, Pilubang, dan Taram kemudian membuat taratak dan Koto Aur Kuniang. Koto Aur Kuniang yang dahulunya merupakan tempat dipatikan/ditetapkannya ketentuan-ketentuan hukum adat  oleh Datuk Simarajo sebagai “Pucuak” yang  menetapkan tiga orang datuk keempat suku di Tanjung Pati: Dt.Ajo Nan Bosa (Bendang), Dt. Sindo (Pitopang ), Dt. Kirayiang (Sambilan ) karena Dt. Kirayiang telah punah dibawa oleh Dt. Bagindo Saik (Sambilan, Piliang)  dan seorang datuk keempat suku di Padang Rontang Dt. Mangkuto Bosa (Sambilan, Koto). Keputusan Datuk Simarajo itu dikukuhkan/ dipatikan di Koto Aur Kuniang dan sekaligus merubah nama Koto Aur Kuning menjadi “Tanjung Pati”. Perubahan nama menjadi Tanjung Pati disebabkan karena disanalah dipatikan atau dikukuhkan keberadaan keempat suku Tanjung Pati dan Padang Rontang.

Dan untuk pemberian nama nagari, sepakatlah ninik mamak untuk memberi nama dengan nama “Koto Tuo” (koto yang paling tua ) yang diambil dari “salah satu nama koto dari empat koto yang ada“ sehingga Koto Tuo, Pulutan Engang, Padang Rontang , Tanjuang Pati dan koto yang tertua terbentuklah nagari yang bernama “Koto Tuo”.

Secara geneologis, mereka mempunyai hubungan kekeluargaan yang sangat luas selain dari perhubungan karena kelahiran, mereka juga bertaut rapat dengan kekeluargaan sehindu. Yang disebut dengan keluarga sehindu itu, ialah kumpulan keluarga yang berasal dari seorang nenek perempuan yang kemudian menjadi berkembang biak. Perhinduan yang terpecah menjadi buah perut, dikumpulkan menjadi satu perut dan disebut dengan keluarga sepayung. Di atas itu ada lagi hubungan kekeluargaan yang disebut dengan seniniak.

Gabungan dari beberapa buah payuang atau niniak, menjadi suatu persukuan. Akhirnya, barulah terdapat masyarakat bernagari. Berkaitan dengan sebutan bernagari bagi masyarakat adalah suatu wilayah yang telah tumbuh hubungan geneologis dan teritorial, artinya geneologis adalah suatu nagari yang disusun berdasarkan keturunan yang menurut garis ibu.

Sementara nagari yang disusun menurut teritorial adalah meliputi taratak, pakandangan, dusun dan akhirnya koto. Dalam hal ini sebuah petitih Minangkabau membayangkan susunan masyarakat nagari dengan: “anggari bakarek kuku, dikarek jo pisau sirauik, kaparauik batuang tuo, tuonyo elok kalantai, nagari bakaampek suku, dalam suku babuah paruik, kampuang dibari batuo, rumah dibari batunganai “

Kumpulan dari kesatuan kelompok garis keturunan disebut dengan suku. Ada lagi lain kesatuan yang juga dinamakan suku, yaitu kelompok kaum yang disebut sebagai anak suku, atau suku kecil. Dengan terbentuknya anak suku, maka suku asal disebut suku besar atau suku induk. Suku besar ialah suku sederhana yang mempunyai hubungan dengan satu atau lebih anak suku. Anak suku mempunyai nama sendiri dan selamanya mempunyai hubungan dengan induk suku. Jika anak suku memutuskan hubungan dengan induk sukunya, barulah nama suku induk tidak dipakai lagi.

Di Luhak Limapuluh Kota, ada yang menyebut suku yang terdiri dari gabungan beberapa suku (suku komposit) dan pada taraf tertentu, berdiri sendiri dan merupakan bersama sama satu kebulatan yang lazimnya disebut dengan sudut, dimana pada setiap sudut mempunyai pemimpin sendiri, seorang pucuk keempat suku. Yang menariknya adalah suku-suku yang mempunyai gabungan lebih dari empat suku, penghulu pucukpun dinamakan penghulu keempat suku juga.

Marilah kita lihat suku komposit ( sudut ) yang ada di Lima Puluh Kota:

  1. Sudut nan IX: Koto, Piliang, Tanjuang, Payobada, Pagacancang, Sikumbang, Sipisang, Simabua, dan Guci.
  2. Sudut nan V: Pitopang, Kutianyia , Jambak, Salo dan Banuhampu.
  3. Sudut nan VI: Bodi, Caniago,Sipanjang, Singkuang, Capak Hapa dan Salo.
  4. Sudut nan IV: Bendang, Melayu, Mandahiliang dan Kampai

Sementara suku komposit (sudut ) dinagari Koto Tuo  adalah :

  1. Sudut Sambilan: Koto, Piliang, dan Tanjuang
  2. Sudut Pitopang: Pitopang
  3. Sudut Bodi dan Caniago: Bodi
  4. Sudut BendangMandahiliang: Bendang. Mandahiliang dan Melayu

 

Tabel 2.1.

Nama gelar kebesaran penghulu di setiap Balai di Nagari Koto Tuo

BALAI

SUDUIK /SUKU

GELAR

JABATAN

KOTO TUO

BENDANG MANDAHILIANG

 

 

 

Bendang

Dt. Simarajo

Penghulu Pucuak

 

Bendang

Dt.Rajo Mamangun

Tuo Kampuang

 

Mandahiliang

Dt.Rangkayo Bosa

Penghulu Ka IV Suku

 

Bendang

Dt.Majo Bosa

Penghulu Kampuang

 

Mandahiliang

Dt. Lelo Anso

Penghulu Kampuang

 

 

Melayu

Dt.Ajo malano Nan

     Babawuak

Penghulu Kampuang

 

Melayu

Dt. Ajo Malano Nan

      Panjang

Penghulu Kampuang

 

Bendang

Dt. Ajo Bosa*)

Penghulu Kampuang

 

Bendang

Dt.Tan Marajo*)

Penghulu Kampuang

 

Bendang

Dt.Majo Indo Bosa*)

Penghulu Kampuang

 

Bendang

Dt.Sinaro Gayue*)

Penghulu Kampuang

 

Bendang

Dt. Paduko Rajo*)

Penghulu Kampuang

 

Bendang

Dt.Paduko Bosa*)

Penghulu Kampuang

 

 

 

 

 

SAMBILAN

 

 

 

Tanjuang

Dt. Majo Indo

Penghulu Ka IV Suku

 

Koto

Dt. Paduko Alam

Penghulu Kampuang

 

Piliang

Dt.Tung Godang

Penghulu Kampuang

 

Payobada

Dt.Putiah

Penghulu Kampuang

 

Koto

Dt. Sinaro Garang

Penghulu Kampuang

 

Koto

Dt. Sinaro Panjang

Penghulu Kampuang

 

Tanjuang

Dt. Tan Bagindo

Penghulu Kampuang

 

Piliang

Dt. Gindo Simarajo

Penghulu Kampuang

 

Piliang

Dt. Paduko Sinaro

Penghulu Kampuang

 

 

 

 

 

Pitopang

Dt. Majo Adie

Penghulu Ka IV Suku

 

Pitopang

Dt. Maro Sati

Penghulu Kampuang

 

Pitopang

Dt. Ajo Mangkuto

Penghulu Kampuang

 

 

 

 

 

BODI CANIAGO

 

 

 

Bodi

Dt. Patiah Baringek

Penghulu Ka IV Suku

 

Bodi

Dt. Majo Gamuak

 

Penghulu Kampuang

 

Bodi

Dt.Patiah Nan

Sabatang*)

Penghulu Kampuang

 

 

 

 

PULUTAN ENGGANG

SAMBILAN

 

 

 

Koto

Dt.Mangkuto Sinaro

Penghulu Ka IV Suku

 

Koto

Dt. Mangkuto Nan Panjang

Penghulu Kampuang

 

Koto

Dt. Mangkuto Kayo

Penghulu Kampuang

 

Koto

Dt. Ajo Lelo*)

Penghulu Kampuang

 

 

 

 

 

PITOPANG

 

 

 

Pitopang

Dt. Sipat Rajo

Penghulu Ka IV Suku

 

Pitopang

Dt. Andiko Nan Rajo

Penghulu Kampuang

 

Pitopang

Dt. Andiko Nan Putiah

Penghulu Kampuang

 

 

 

 

 

BENDANG MANDAHILIANG

 

 

 

Bendang

Dt. Paduko Marajo

Penghulu Ka IV Suku

 

Bendang

Dt. Ajo Nan Bosa

Penghulu Kampuang

 

Bendang

Dt. Dirajo*)

Penghulu Kampuang

 

 

 

 

 

BODI CANIAGO

 

 

 

Bodi

Dt.Majo Kayo

Penghulu Ka IV Suku

 

 

 

 

TANJUANG PATI

SAMBILAN

 

 

 

Piliang

Dt. Bagindo Said

Penghulu Ka IV Suku

 

Piliang

Dt.Kirayiang Nan Mudo

 

Penghulu Kampuang

 

Piliang

Dt. Rajo Alam Nan Tuo

 

Penghulu Kampuang

 

Piliang

Dt.Rajo Alam Nan Putiah

 

Penghulu Kampuang

 

Koto

Dt.Mangkuto Alam

Penghulu Kampuang

 

Tanjuang

Dt. Dalimo

Penghulu Kampuang

 

Piliang

Dt. Katumangungan

Penghulu Kampuang

 

 

 

 

 

BENDANG MANDAHILIANG

 

 

 

Bendang

Dt. Ajo Nan Bosa

Penghulu Ka IV Suku

 

Bendang

Dt. Mangkudun*)

Penghulu Kampuang

 

Bendang

Dt. Bandaro*)

Penghulu Kampuang

 

 

 

 

 

PITOPANG

 

 

 

Pitopang

Dt. Sindo

Penghulu Ka IV Suku

 

Pitopang

Dt. Paduko Tan Kayo

Penghulu Kampuang

 

Pitopang

Dt. Tundiko

Penghulu Kampuang

 

Pitopang

Dt.Majo Dirajo

Penghulu Kampuang

 

 

 

 

 

SAMBILAN

 

 

Padang Rontang

Koto

Dt. Mangkuto Bosa

Penghulu Ka IV Suku

 

Piliang

Dt. Indo Marajo

Penghulu Kampuang

 

Piliang

Dt. Gindo Malano

Penghulu Kampuang

 

 

 

 

 

BENDANG MANDAHILIANG

 

 

 

Bendang

Dt.Paduko Nan Hitam

Penghulu Kampuang

 

Mandahiliang

Dt.AjoLelo

Penghulu Kampuang

 

Mandahiliang

Dt. Bosa Nan Panjang

Penghulu Kampuang

 

 

 

 

 

BODI CANIAGO

 

 

 

Bodi

Dt. Rangkayo Mulie

Penghulu Kampuang

Sumber : KAN Nagari Koto Tuo Kecamatan Harau.

Wawancara dengan :Darnel Yones Dt.Simarajo , M.Salmen Dt.Patiah Baringek, M.Nasir Dt. Tung Godang, Syukri Dt.Rangkayo Bosa

*) Talipek

 

Sumber Artikel:

Dokumen RPJM Nagari Koto Tuo Periode 2022 - 2028

Kirim Komentar


Nama
No. Hp
E-mail
Isi Pesan
  CAPTCHA Image [ Ganti gambar ]
  Isikan kode di gambar
 


Wilayah Nagari

Agenda

Belum ada agenda

Statistik Penduduk

Arsip Artikel

21 September 2021 | 1.892 Kali
PROFIL WALI NAGARI
07 September 2021 | 1.657 Kali
VISI DAN MISI
21 September 2021 | 1.490 Kali
PERANGKAT NAGARI
11 Juli 2023 | 1.330 Kali
Asal Usul Pemberian Nama Nagari Koto Tuo
22 September 2021 | 1.167 Kali
Badan Permusyawaratan (Bamus) Nagari
07 September 2021 | 1.143 Kali
SEJARAH UMUM NAGARI KOTO TUO
12 Maret 2022 | 924 Kali
DAFTAR PEMILIH SEMENTARA (DPS) PILWANAG TAHUN 2022

Sinergi Program

Kab. Lima Puluh Kota Kemendes Kemendagri

Aparatur Nagari

Back Next

Komentar Terbaru

Info Media Sosial

Lokasi Kantor Nagari


Kantor Desa
Alamat : Tanjung Pati
Nagari : Koto Tuo
Kecamatan : Harau
Kabupaten : Lima Puluh Kota
Kodepos : 26271
Telepon :
Email : kototuonagari@gmail.com

Statistik Pengunjung

  • Hari ini:21
    Kemarin:107
    Total Pengunjung:112.952
    Sistem Operasi:Unknown Platform
    IP Address:18.97.9.169
    Browser:Tidak ditemukan